Buat orang seusia aku, setidaknya buat aku, rasanya tak akan membuat resolusi yang progresif, meskipun bukan berarti tidak menaikkan harapan di setiap waktu.
Menaikkan harapan? iya, kan harapan itu menyerupai doa, bahkan doa berisi harapan. Dinaikkan kemana? tentu saja ke Tuhan Maka Kuasa, karena Dia satu-satunya yang bisa mengabulkan doa dan harapan.
Menurut aku, tetap saja setiap orang harus memiliki harapan, memiliki keinginan untuk mengejar mimpi.
Untuk apa sih kok harus memiliki harapan? yah semangat hidup, salah satunya dengan harapan yang kita tanam di hati dan pikiran kita kan. Harapan itu yang memotivasi langkah kita menggapai mimpi.
Manusia yang tanpa harapan, akan merasa hidupnya hampa, kosong taka da artinya.
Makanya jangan lelah memompakan harapan ke dalam diri sendiri, untuk menyemangati langkah kaki menuju tujuan
Untuk apa sih kok harus memiliki harapan? yah semangat hidup, salah satunya dengan harapan yang kita tanam di hati dan pikiran kita kan. Harapan itu yang memotivasi langkah kita menggapai mimpi.
Manusia yang tanpa harapan, akan merasa hidupnya hampa, kosong taka da artinya.
Makanya jangan lelah memompakan harapan ke dalam diri sendiri, untuk menyemangati langkah kaki menuju tujuan
Aku jadi ingat kalimat dari novelis sohor Paulo Coelho, yang ditulis di novel The Alchemist, yaitu Hidup ini sangat murah hati pada orang-orang yang mau mengejar takdir mereka.
Jadi apa? kehidupan yang baik, khidupan yang menyenangkan hanya akan didapatkan mereka yang sungguh-sungguh berlari mengejar takdirnya.
Nyambung kan? takdir yang baik, bertemunya hanya dengan ikhtiar yang baik dan sungguh-sungguh pula.
Yes, mengejar takdir, itu yang akan aku lakukan. Takdir macam apa? takdir yang baik, takdir yang indah pastinya.
Caranya? aku akan bikin prioritas, agar rencana lebih tertata, meskipun itu hanya untuk hal-hal sederhana yang sering kujumpai, kulakukan setiap hari.
Menurutku sih untuk membuat resolusi atau untuk berharap, nggak perlu secara zaklijk atau matematis, harus begini, harus begitu.
Bagiku, tak mudah untuk wujudkan harapan, kenapa? karena aku tinggal bersama mertua yang sudah sepuh.
Demi menjaga perasaan beliau, aku berusaha mengikuti 'irama' beliau dalam hal apapun.
Kebayang nggak bagaimana semangatnya orang sepuh, sementara sebenarnya fisik sudah tak mungkin seiring dengan semangat itu.
Terlebih akhir-akhir ini, aku lebih banyak menggunakan waktu setengah hari untuk di dapur, memasak apa yang dimaui beliau hari itu.
Nggak masalah sih, itulah makanya mencoba menerakan harapan, untuk diri sendiri di tahun depan, semoga bisa ya, hehe.
Sebagian buku yang nunggu dibaca
Lalu, apa sih yang mesti aku perbaharui tahun ini? aku tingkatkan, aku indahkan? coba deh aku ingat-ingat.
- Pengin tambahi kualitas ibadahTiap hari, tiap jam, setiap detiknya kok rasanya ibadah ini kuraaang terus, terutama kualitasnya.Setiap selesai shalat, usai ngaji, selalu masih merasa kurang saja penghambaan aku pada Dzat Pemilik Kehidupan, Tuhan Maha Kuasa. Entah kenapa, ada saja rasanya yang bkin merasa kurang.Makanya punya keinginan untuk lebih baik lagi, terus belajar agar kualitas ibadah meningkat.
- Pengin lebih sehatSudah beberapa bulan aku abai sama pola hidup sehat, hehe. Aku udah beberapa bulan bandel, makan semua makanan, nggak peduli lagi kandungan gizi dan nutrisi makanan.Sehat itu enak bukan? bayangkan, kita kena flu sedikit, kena batuk saja sudah nggak enak kerjakan apapun.Makan, minum enggak selera, tiduran pusing, enggak tidur, badan enggak enak. Makanya sehat itu modal utama, kalau sehat, menjalankan semua aktifitas kan enak.Pola hidup sehat yang seperti apa? makan lebih banyak buah, kurangi makanan yang rasanya ekstrim, agar lambung yang menua ini aman, hehe
- Olahraga lebih teraturJujur saja, aku selama ini kurang olah raga, jadi kalau sesekali mudah lelah, sebenarnya salahku sendiri, enggak bener kelola kesehatan. Di dekat rumah ada sebuah Rumah Sakit yang menyelenggarakan senam, nah aku pengin gabung ke sana.
- Kembali menekuni hobi bacaHobi membaca, kayaknya mesti aku intenskan lagi, karena aku sangat merasa kalau aku kurang membaca buku. Buat asah nalar dan asah rasa aku lebih memilih buku versi cetak.Mata yang sudah berumur ini mudah lelah, kalau baca media elektronik sudah kurang berkenan, haha.Aku pengin balik ke hobi baca fiksi dari sastrawan, katanya bisa memperluas pandangan dan nalar yang sempit, jiaah.
Penginnya sih, lebih banyak baca tentang humanity, etika sosial, dan fiksi. Nggak nyambung ya, kok fiksi ikut masuk barisan? ahaha.
Iya membaca fiksi selain menambah wawasan diksi, fiksi itu melatih empati. sebuah penelitian mengatakan jika membaca fiksi, itu melatih otak untuk memahami orang lain.
- Humaniora, humanity, spiritualAku menganggap, belajar humaniora akan menambah pengetahuan tentang kemanusiaan. Aku punya semacam obsesi, alangkah damainya suasana, ketika satu manusia dan manusia lain saling memahami.Hubungannya dengan spiritual apa? Dengan belajar spiritual, maka hati akan lebih lentur, lebih fleksibel dalam berhubungan dengan manusia lain.
Religi itu wajib, namun spiritual tak kalah penting, karena dengan belajar spiritual kita akan menjadi manusia yang religius yang ikut melapangkan ruang kemanusiaan.
Ketika tak mampu menyumbang sesuatu yang besar untuk kemanusiaan, terus berusaha menjadi baik, itupun penting. - Dikaruniai kelapangan rezeki
Apakah pengin kaya? wah, kaya itu relatif, tidak bisa didefinisikan dengan sekedar dengan ukuran nominal atau matematis.
Penginnya sih, pas butuh sesuatu, ada yang buat memenuhinya, hehehe. Butuh pulsa, butuh makan, pengin jalan-jalan, Tuhan kasih jalan buat memenuhinya, amin.
Dengan cara apa? dengan cara bekerja lebih keras ya pastinya, karena tanpa kerja keras, ya nonsens lah ada rezeki mampir. - Menulis lebih baik lagi
Ya, aku sangat kepengin nulis lebih baik lagi, dari sisi penulisan, diksi lebih baik, materi penulisannya. Aku rasakan kualitas menulisku mengalami penurunan dibandingkan beberapa tahun lalu.
Salah satu caranya ya itu, lebih banyak membaca, disilin bagi waktu antara membaca dan menulis.
Mungkin, kalau dikupas bisa saja banyak lah harapan untuk tahun baru ini tapi harus ada prioritas kan ya, yang penting terus bergerak, terus ikhtiar, tak lupa langitkan doa
Karena tugas manusia kan hanya bergerak, berikhtiar, selebihnya adalah wilayah Tuhan Yang Kuasa.
Yups itu harapan aku tahun ini. Harapan kamu tahun ini apa?
Harapan tahun ini sama seperti Mbak, ingin beribadah lebih baik. Dan sesuatu yg kuimpikan, aku pengen hamil. Mohon doanya ya, Mbak. Semoga tahun ini saya bisa hamil.. Hehehe
BalasHapusAamiin, iya, kita saling doa yaa, semoga dikabulkan
BalasHapusAmiiin ya Rabb.
BalasHapusBagus, kalau merasa kurang dalam hal ibadah,Mbak. Biar tambah semangat mencari ilmu dan makin rindu pada pemilikNya.
Aaamiin
HapusAmiiin Ya Rabb..
BalasHapusAku termasuk yang belum atau mungkin gak akan nulis tentang Resolusi.
Punya sih harapan untuk 2018, seperti pengen lebih sehat/fit dan bahagia yang haqiqi bukan karena hal2 yang sifatnya duniawi semata.
Huhu, semangat Mbaaaa :*
Eh jangan salah Han, dunia itu pengantar kebaikan di sana besok
HapusResolusinya ga jauh beda sama aku mbak Tite, aku pun mau segala aspek lebih baik lagi di tahun ini.
BalasHapusIya mba Tetty, manusia hanya ahus usaha kan ya
HapusBun, yang poin 6 sama banget tuh saya saya.. hahaha.. setiap org pasti maunya diberi kelapangan rejeki ya, Bun. Semoga Allah kabulkan harapan dan doa Bunda.. aamiin
BalasHapusAhahaha, iya kita saling doa mba
HapusHarapanku pengen nerbitin buku lagi deh. tapi harus begadang sebulan untuk nyelesein satu buku hehe
BalasHapusAaamiin, saling doa mba
HapusWah... resolusi mbak beberapanya mirip dengan resolusiku di tahun 2018. Rajin beribadah dan menyehatkan raga hehehe emang kita tuh harus maksain diri berolahraga supaya sehat. Dari sehat kita bisa melakukan aktivitas lainnya. Semoga semua harapan mb Nefer tercapai aamiin.
BalasHapusBerdoa dan berusaha ya mba, agar semua makin baik
HapusSemangat olahraganya ya, Bunda. Sehat selalu, Bun..
BalasHapusHampir sama resolusi ku dengan mba nefertite, lanjutan dari resolusi ku dari tahun kemaren, semangatt mba
BalasHapusSemoga tercapai resolusinya ya Mba. Smoga selalu sehat dan bahagia. Amiin
BalasHapusMencanangkan resolusi memang tidak mudah, sama halnya tidak mudahnya mewujudkannya. Tetap semangat mba... dan semoga resolusinya tercapai
BalasHapus