Menyiapkan generasi penerus menjadi kewajiban para orang tua pastinya, dan semua orang tahu itu. Pertanyaanya, generasi semacam apa, generasi seperti apa yang kita siapkan untuk negeri ini?.
Sampai di sini pasti kita akan memikirkannya kan, bahwa generasi yang sehat lahir batin, pintar. itulah yang mesti kita siapkan, generasi emas itulah yang saat ini mesti kita siapkan.
Ibu Kristin dari Komunitas Kebaya, Kopi dan Buku
Dr. Ir Dwi hastuti MSc
Generasi emas
Bicara generasi emas, ada prediksi, jika di tahun 2045 nanti, penduduk Indonesia memasuki usia produktif, tepat pada saat peringatan HUT Indonesia yang ke 100, atau Indonesia emas.
Banyak harapan disematkan pada generasi emas ini, mengingat usia negeri ini yang sudah mencapai 100 tahun, usia emas. diharapkan generasi era itu besok adalah generasi yang cerdas, inovatif, produktif dan komprehensif.
Lebih jauh lagi, generasi emas dihaapkan mampu menjaga perdamaian dalam interaksi sosianya, baik yang berhubungan dengan sesama manusia maupun alam semesta. Diharapkan mampu menjaga dan membangun peradaban melalui perilaku yang bisa diteladani.
Itulah beberapa poin yang aku dapat di acara Blogger Meeting bersama Blogger Cihuy dengan tema " Mari Menjadi Ibu Melek Nutrisi Demi wujudkan Generasi Emas 2045"
Acara dibuka oleh ibu Kristin dari Komunitas Kebaya, Kopi dan Buku, mengenalkan sedikit tentang komunitasnya, yang kurang lebih adalah bahwa dengan berkebaya, merupakan keinginan mengangkat budaya negeri ini yang sangat kaya.
Kopi menyiratkan pernyataan bahwa Indonesia merupakan penghasil kopi yang unggul, hampir di setiap dareah di Indonesia merupakan penghasil kopim, dengan keistimewaan masing-masing.
Lalu buku, merupakan sebuah cita-cita untuk membantu menumbuhkan minat baca masyarakat Indonesia. Sebuah komunitas yang keren menurutku, karena memiliki tujuan melestarikan budaya bangsa.
Pembicara pertama adalah Dr. Ir Dwi hastuti MSc, selaku Divisi perkembangan Anak Departemen IKK, FEMA IPB, & pengelola Labschool Pendidikan karakter IPB.
Ibu Hastuti memberikan stimulasi yang bisa dijadikan bahan perenungan, apakah kita sudah melakukan hal-hal yang memang cukup untuk mengantar anak menajdi pribadi yang berkualitas? hehehe. Jleeeb banget yaa.
Atau apakah selama ini kita terlalu menuntut kepada anak, dengan memaksa anak sekolah di sekolah yang dianggap baik oleh orang tuanya?, memasukkan anak ikut les ini dan itu tanpa bertanya apakah anak menyukai atau tidak.
Menyinggung teori tabularasa, ibu Hastuti menyampaikan karena pikiran anak masih bersih maka:
- Berikan kesempatan pada anak untuk melihat hal yang baik
- Berikan kesempatan pada anak untuk berpikir hal yang baik
- Anak yang lebih banyak melihat hal yang baik, akan menyimpannya lebih lama dalam pikiran
- Berikan informasi dan pengetahuan tentang hal yang baik
- Pengalaman memilih makanan dapat dikenalkan sejak dini
Inti dari pengasuhan bagi anak adalah adanya keteladanan dari orang tua, dengan teladan kebaikan maka anak akan tumbuh menjadi generasi yang berkarakter.
Jangan memaksa anak makan, tetapi tidak memberi contoh bagaimana makan dengan benar. Makanlah bersama dengan anak, menikmati makanan, menjelaskan kandungan gizi makanan, itu menjadi pola asuh tersendiri.
Pentingnya memahami gizi bagi anak
Sesi ke dua bapak Dodik Briawan peneliti di Pusbang Ilmu Pengetahuan teknologi Pangan dan pertanian Asia Tenggara, SEAFAST CENTRE IPB 2017 menjelaskan tentang Gizi Untuk Bayi dan Anak.
Sumber pangan yang beragam seperti energi, protein, Vitamin, mineral, lemak, karbohidrat, bisa diperoleh dari makanan pokok, lauk, sayuran, buah-buahan dan minuman.
Kenapa gizi harus diperhatikan sejak usia anak masih dini? karena kebutuhan gizi adalah hal yang menjadi kebutuhan saat ini, akan tetapi memiliki dampak persisten jangka panjang, yaitu hingga dewasa.
Usia emas adalah 0 hingga 3 tahun karena pada usia ini pertumbuhan otak berjalan cepat, sehingga daya serap juga tinggi di usia ini.
Tips dari pak Dodi diantaranya adalah:
- Angka Kecukupan Gizi ( AKG ) perlu diketahui seorang ibu pada setiap perkembangan anak. Pada setiap jenjang usia, ada perbedaan kebutuhan gizi, sehingga perlu diketahui dan membeikan asuapn nutrisi dan gizi yang sesuai kebutuhan
- Kapan seorang bayi hanya boleh diberi asupan ASI eksklusif
- Kapan seorang bayi sudah boleh diberi tambahan makanan bayi
Prof. Dodik Briawan
Natalya Kurniawati
Jadilah konsumen cerdas
Sesi selanjutnya giliran YLKI memberikan pembahasan mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan hak konsumen. Kenal kan YLKI? pasti kenal lah, lembaga ini banyak memberikan advokasi pada masyarakat sebagai konsumen. selain itu YLKI juga memberikan edukasi agar konsumen cerdas dalam memillah milih produk.
Natalya Kurniawati, staf penelitian YLKI memaparkan diantaranya adalah hak-hak konsumen:
- Hak atas kenyamanan, keamanan & keselamatan dalam berkonsumsi
- Hak untuk memilih barang jasa
- Hak atas informasi yang benar, jelas & jujur
- Hak untuk didengar pendapat & keluhannya
- Hak untuk mendapat advokasi, pelindungan & upaya penyelesaian sengketa
- Hak untuk mendapatkan pembinaan & pendidikan konsumen
- Hak untuk diperlakukan, dilayani secara benar dan jujur, serta tidak diskriminatif
- Hak untuk mendapatakn kompensasi ganti rugi.
Selain hak,konsumen juga memiliki kewajiban untuk tau dan cerdas memilih produk yang akan dikonsumsi. Sehingga akan meminimalisir masalah yang mungkin muncul.
- Seperti slogan yang sering kita dengar, yaitu teliti sebelum membeli. Dengan cara membaca, memperhatikan petunjuk yang ada dalam kemasan, misal memperhatikan label, membaca tanggal kedaluarsa, dan sebagainya
- Membaca dan mengikuti petunjuk yang diinformasikan pada kemasan, tentang prosedur pemakaian dan atau pemanfaatan produk/ barang.
- Memastikan bahwa produk/ barang sesuai dengan standard mutu yang ditetapkan, yaitu K3L ( Kegiatan, Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan ).
- Bila muncul masalah, mengikuti langkah penyelesaian dengan layak
Yuk jadi konsumen yang cerdas, demi kesehatan generasi penerus kita, yaitu generasi emas 2045.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar