Sudah lama aku ingin terjun lagi ke dunia pergerakan, dunia volunteer, dunia sosial, karena pernah mengalami dan merasakan bahwa dunia volunteer itu membahagiakan, berbagi dan peduli itu membahagiakan.
Maka ketika ada undangan ke kantor KOMNAS PEREMPUAN, rasanya senang sekali, karena setahuku komisi ini adalah komisi yang concern terhadap perempuan, melakukan pembelaan, edukasi dan lainnya.
Ibu Yuniyanti Chufaizah
Sungguh, rasanya campur sari, eh campur campur, ada seneng, ada tak percaya aku bisa menginjakkan kaki ke gedung ini, gedung yang berisi para aktifis yang peduli terhadap persoalan perempuan.
Bersama beberapa kawan blogger, kami diajak makan siang terlebih dahulu, sebelum diskusi dimulai.
Ada kesempatan untuk shalat bersama peserta lain, membuat aku sempat memasuki beberapa ruang yang kebetulan kulewati menuju tempat sholat.
Sejarah dalam display
Ada yang menarik, setiap memasuki ruang yang ada di gedung itu. Mungkin karena sebagian besar penghuni gedung Komnas perempuan adalah kaum hawa, ruangan yang aku masuki, semua rapi dan wangi hehehe.Sebelum diskusi dimulai, kusempatkan masuk ke beberapa ruangan, melihat display memotretnya dan membaca meskipun satu dua lembar. Display yang dipajang sebagian besar adalah kisah nyata beberapa peristiwa, terutama yang menimbulkan penderitaan bagi perempuan.
Setelah acara makan siang dan melaksanakan sholat, dihibur oleh sebuah grup band yang anggotanya semua perempuan, dengan lagu-lagu yang bercerita tentang perempuan juga.
Oh ya, acara ini dilakukan dalam rangka ulang tahun Komnas perempuan yang ke 18.
Disampaikan oleh Ibu Yuniyanti Chufaizah, mantan ketua Komnas Perempuan, diskusi berjalan asyik, karena menyampaikan tentang fakta yang terjadi pada sekitar tahun 1998.
Dengan tersendat, menahan tangis ibu Yuniyanti menceritakan sedikit kisah tentang berbagai kejadian , ada kejadian tahun 1965, tahun 1998. Pada setiap kejadian selalu menimbulkan korban kekerasan pada perempuan, terutama kekerasan seksual.
Suara ibu Yuniyanti yang tersendat, seperti membawaku ke masa lalu, sekitar tahun 1998-1999. Meskipun aku waktu itu berada jauh dari ibukota, namun aku mengikuti peristiwa itu dari koran-koran nasional.
Sedih, miris dan ngenes ketika membayangkan apa yang dialami kawan-kawan perempuan yang terjebak kerusuhan massal, tanpa bisa melindungi dirinya dari kekejian orang-orang yang tak bertanggungjawab.
Dikatakan bahwa Komnas Perempuan lahir dari tuntutan masyarakat sipil, utamanya kaum perempuan. Yaitu tuntutan kepada pemerintah untuk mewujudkan tanggung jawab negara dalam menanggapi dan menangani persoalan kekerasan terhadap perempuan.
Pohon harapan
Prasasti Mei 1998
Momen ulang tahun ke 18
Tahun ini usia Komnas Perempuan memasuki usia 18 tahun, usia remaja jika diibaratkan seorang gadis.
Bagi Komnas Perempuan, di usia 18 tahun ini mengajak semua lapisan masyarakat untuk tidak melupakan sejarah kelam yang pernah menimpa perempuan-perempuan negeri ini pada masanya.
Kami, para blogger lalu diajak memasuki beberapa area, mulai dari ruang display, beberapa benda yang menceritakan sejarah kelam tahun 1998/ 1999 dan lainnya.
Komnas Perempuan mendedikasikan gedung ini bukan saja sebagai sebuah kantor, namun gedung ini menjadi sebuah pusat data, sebagai museum, saksi bisu sebuah peristiwa.
Selain mural, di dalam ada ruangan semacam ruang memorabilia peninggalan korban tragedi Mei '98. Gedung ini menerima siapa saja yang ingin berkunjung, dan ingin lebih tahu lagi tentang sebuah episode sejarah negeri ini.
Diantara benda-benda memori itu ada yang disebut sebagai selendang persahabatan, yaitu selendang yang merupakan pemberian dari Perhimpunan Perempuan Indonesia Tionghoa ( PINTI ) korban tragedi Mei 1998.
Mural di luar gedung, semakin menegaskan kalau gedung Komnas Perempuan adalah gedung yang ddekiasikan bagi perempuan Indonesia. Mural setinggi 11 meter itu menunjukkan kaki perempuan yang terlilit.
Selain itu, ada juga patung solidaritas yaitu tujuh orang perempuan dalam hal ini disebut dengan pitulungan ( pitu dalam bahasa jawa artinya tujuh ), yaitu perempuan yang saling menjaga, saling tolong menolong dalam kondisi apapun.
Salah satu ruang display sejarah dan data
Patung solidaritas
Dijelaskan oleh Elwi Gito sebagai Asisten Kampanye Divisi Partisipasi Masyarakat, makna mural itu adalah untuk bagaimana di tengah belitan banyak diskriminasi tetap berjuang berusaha membuka belitan itu.
Selebihnya, berbagai mural itu juga mengingatkan masyarakat dari berbagai kalangan agar kejadian tragis beberapa tahun yang lalu itu tidak terulang lagi. Agar tak ada lagi kekerasan seksual terhadap perempuan.
Wah sayang saya di bandung, kalo di jakarta, mau da ☺☺
BalasHapusKemarin kayanya ada kawan dari bandung juga mba, makasih ya mba, udah mampir
HapusKemarin kayanya ada kawan dari bandung juga mba, makasih ya mba, udah mampir
HapusWah sayang saya di bandung, kalo di jakarta, mau da ☺☺
BalasHapusIya, kalau pas ke Jakarta, mampir aja ke kantor Komnas Perempuan, boleh kok kita baca-baca atau sekedar diskusi
Hapusmakasih sharingnya
BalasHapusSama-sama mba, makasih juga udah mampir
HapusBagus y mba tujuannya komnas perempuan obyek penderita memang lebih banyak perempuan :/ nice to sharing mba
BalasHapusPerempuan selalu disalahkan sekalipun dialah korbannya, makasih mba udah mampir
HapusKOmnas Perempuan memang sudah sangat teruji sebagai lembaga negara yang mendukung perempuan melawan kekerasan. Duh jadi kangen ke KP. Mbaa, nggak ngajak aku sih :p
BalasHapusAku juga masih kepengin main dan diskusi ke Komnas Perempuan mba
HapusSemoga Komnas perempuan dapat merangkul semua perempuan yang mengalami kekerasan.
BalasHapusIya mba, kerjaan berat tuh, masyarakat musti bantu
HapusPerempuan harus kita lindungi, terimakasih infonya mba
BalasHapusMari kita munculkan kartini-kartini masa kini :)
BalasHapusMuralnya lucu, hehe salah fokus jadinya
BalasHapusIya, muralnya keren, pinetr banget tuh yang bikin
Hapus... bahwa perkumpulan wanita lebih dari sekedar kelompok wanita. Berkumpul dengan wanita luar biasa, maka kita akan tertular dengan energi dan ide-ide mereka. Itulah kekuatan perkumpulan wanita!
BalasHapusYes, semoga energi perempuan bisa membantu perempuan terhindar dari keekrasan
Hapussemoga kekerasan terhadap perempuan semakin sedikit. Suka miris akalu ada kejadian kekerasan terhadap perempuan
BalasHapusIya mba, masih butuh waktu panjang mungkin ya untuk hilangkan keekrasan
HapusDuh Mbak Ya tj, kalau bicara korban kekerasan seksual selalu ada rasa geram Tapi iya benar, sebagian korban tidak tau apa yang harus dilakukan sesudahnya. Kalau ada semacam panduan langkah yang bisa dilakukan korban, rasanya perlu sosialisasi lebih luas.
BalasHapusPanduannya yang ada belum disosialisasikan , banyak masyarakat yang belum tahu
HapusSayang kemarin ngga ikut acaranya. Kan lumayan untuk mengupgrade pengetahuan ya mba. Hihhii
BalasHapusDengan ini semoga hak hak perempuan semakin mendapat tempat. Aamiin
Iya, semoga perempuan semakin berdaya sehingga tak ada lagi keekrasan
HapusJadi, jadi, apa prestasi yang sudah dicapai Komnas Perempuan selain punya gedung kantor sendiri?
BalasHapusSemoga komnas perempuan semakin aktif melindungi perempuan. Dan semoga ada sosialisasi lebih umum kepada perempuan di manapun, jadi perempuan tidak merasa sendirian
BalasHapusIya, mungkin perlu dibantu oleh banyak kalangan adalah sosialisasi dan semacam satgas di segala pelosok karena banyak keekrasan yang tidak terangkat disebabkan berada jauh dari perkotaan
HapusSepertinya para wanita tidak boleh melewatkan yang satu ini ya mbak karena sifatnya yang membimbing dan juga memberi pelajaran yang bermanfaat.
BalasHapusiya, semoga ya belajar bareng-bareng
HapusKeren mbak kegiatannya, karena wanita itu harus dijaga dan dimengerti, karena wanita adalah busana terindah untuk laki-laki.
BalasHapusWanita juga memiliki hak nya . Tegakan hak mu wahai kaum wanita !
BalasHapusWah sayang banget kemaren aku gak ikutan, aduh jadi nyesel dehh, semoga tahun depan bisa ikutan dehhh
BalasHapus