Balita itu, duduk di kursi warung ayam goreng sambil memegang gadget yang berukuran sekitar 9 inci, bahkan tangan mungilnyapun kerepotan memegang gadget itu.
Kuperkirakan mungkin baru duduk di Taman Kanak-kanak. Sejak datang, tak sekalipun kepalanya menoleh, asyik dengan gadget ditangannya, sementara ayahnya sedang memesan ayam goreng.
Selama menunggu ayahnya, gadis kecil itu berganti posisi berkali-kali, dari duduk, telentang, tengkurap, duduk lagi, tengkurap lagi, begitu seterusnya, sama sekali tak tertarik untuk melihat sekelilingnya. Bahkan saat ayahnya berada didekatnya, dia juga tidak sadar, sampai akhirnya tubuh mungilnya diangkat oleh ayahnya, diajak masuk ke mobil.
Duuh, bisa saja terjadi, dia diangkat oleh orang lainpun dia tak akan menyadari, karena sangat asyik dengan gadgetnya, hehehe
Atau pernahkah mendengar ada gadis remaja yang 'hilang' setelah berkawan dengan seseorang di dunia maya?. Adalagi berita yang mengatakan ada remaja yang hilang diculik facebook. Hehehe, sepintas kilas, terdengar menggelikan, masa facebook bisa melakukan penculikan.
Kuperkirakan mungkin baru duduk di Taman Kanak-kanak. Sejak datang, tak sekalipun kepalanya menoleh, asyik dengan gadget ditangannya, sementara ayahnya sedang memesan ayam goreng.
Selama menunggu ayahnya, gadis kecil itu berganti posisi berkali-kali, dari duduk, telentang, tengkurap, duduk lagi, tengkurap lagi, begitu seterusnya, sama sekali tak tertarik untuk melihat sekelilingnya. Bahkan saat ayahnya berada didekatnya, dia juga tidak sadar, sampai akhirnya tubuh mungilnya diangkat oleh ayahnya, diajak masuk ke mobil.
Duuh, bisa saja terjadi, dia diangkat oleh orang lainpun dia tak akan menyadari, karena sangat asyik dengan gadgetnya, hehehe
Atau pernahkah mendengar ada gadis remaja yang 'hilang' setelah berkawan dengan seseorang di dunia maya?. Adalagi berita yang mengatakan ada remaja yang hilang diculik facebook. Hehehe, sepintas kilas, terdengar menggelikan, masa facebook bisa melakukan penculikan.
Kejadian penculikan remaja setelah komunikasi via facebook, atau orang yang seperti disihir oleh gadget, hanyalah sedikit hal dari banyak peristiwa yang melukiskan bahwa terkadang teknologi informasi dikonsumsi tanpa pengetahuan yang memadai.
Itulah ekses penggunaan teknologi. Banyaknya kejadian buruk yang diakibatkan karena tidak pahamnya kita terhadap teknologi informasi.
Itulah yang disampaikan oleh Ibu Ratih Sumarti sekretaris BPP-KB Kabupaten Bogor, bahwa perempuan seharusnya memahami teknologi, bukan hanay untuk senang-senang saja, untuk main games, facebook dll.
Kalimat itu diucapkan pada pembukaan acara Uji Coba Draft Panduan Model Pendayagunaan TIK Bagi Perempuan di Bidang IPTEK di Kabupaten Bogor, yang diselenggarakan di Hotel Salak selama dua hari, yaitu tanggal 1 dan 2 Desember 2015.
Peserta yang hadir sebagian besar adalah ibu-ibu, kebanyakan adalah para volunteer, anggota komunitas dan para pendamping sosial kemasyarakatan. Seperti para pemuda relawan konsultan untuk narkoba, relawan pendamping rumah singgah, para penggiat ekonomi kecil.
Terlebih jumlah perempuan di Kabupaten bogor mencapai 49% dari jumlah penduduk sekitar 5.3 juta, yang terdiri dari 40 kecamatan dan 434 desa.
Selain Ibu Ratih, ada pembicara dari KPPA seperti bapak Bambang sebagai asisten Deputy Gender dan IPTEK di KPPA, ada juga bpk Dendi dari Dinas Kominfo kabupaten Bogor. Salah satu hal yag disampaikan oleh bpk Dendi adalah bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang rajin on line, hehehe.
Pemateri lainya adalah ibu Ani Berta yang mewakili Serempak, bapak Umam dan bapak Chandra yang mewakili relawanTIK
Rajin on line ini bermakna ganda, bisa rajin dalam arti positif yaitu on line yang produktif, online yang bermanfaat. Bisa juga rajin on line yang negatif, yaitu on line yang konsumtif, yang tak bermanfaat.
Perempuan dan TIK
Siapapun sebaiknya bisa mengikuti perkembangan jaman termasuk perempuan. Sudah semestinya perempuan juga memahami perkembangan teknologi informasi, untuk kemudian bisa mengambil manfaat dari sana.Itulah yang disampaikan oleh Ibu Ratih Sumarti sekretaris BPP-KB Kabupaten Bogor, bahwa perempuan seharusnya memahami teknologi, bukan hanay untuk senang-senang saja, untuk main games, facebook dll.
Kalimat itu diucapkan pada pembukaan acara Uji Coba Draft Panduan Model Pendayagunaan TIK Bagi Perempuan di Bidang IPTEK di Kabupaten Bogor, yang diselenggarakan di Hotel Salak selama dua hari, yaitu tanggal 1 dan 2 Desember 2015.
Ibu Ratih Sumarti, bersama dua nara sumber
Peserta yang hadir sebagian besar adalah ibu-ibu, kebanyakan adalah para volunteer, anggota komunitas dan para pendamping sosial kemasyarakatan. Seperti para pemuda relawan konsultan untuk narkoba, relawan pendamping rumah singgah, para penggiat ekonomi kecil.
Terlebih jumlah perempuan di Kabupaten bogor mencapai 49% dari jumlah penduduk sekitar 5.3 juta, yang terdiri dari 40 kecamatan dan 434 desa.
Selain Ibu Ratih, ada pembicara dari KPPA seperti bapak Bambang sebagai asisten Deputy Gender dan IPTEK di KPPA, ada juga bpk Dendi dari Dinas Kominfo kabupaten Bogor. Salah satu hal yag disampaikan oleh bpk Dendi adalah bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang rajin on line, hehehe.
Pemateri lainya adalah ibu Ani Berta yang mewakili Serempak, bapak Umam dan bapak Chandra yang mewakili relawanTIK
Ibu Ani Berta
Bapak Umam dan bapak Chandra
Rajin on line ini bermakna ganda, bisa rajin dalam arti positif yaitu on line yang produktif, online yang bermanfaat. Bisa juga rajin on line yang negatif, yaitu on line yang konsumtif, yang tak bermanfaat.
Aspek Positiv dan Aspek Negativ Internet
Secara garis besar, internet memiliki manfaat yang bisa diaplikasikan ke dalam berbagai segi kehidupan- Pendidikan
- Pemerintahan
- Ekonomi
- Pertahanan Keamanan
- IRT
- Media audio visual
- Perpustakaan on line
- Meningkatkan komunikasi menjadi lebih efisien
- Menambah kosa kata
- Bisa membuat karya tulis
- Bisa menjadi referensi untuk belajar
Ada beberapa dampak negativ internet yang mungkin timbul yaitu:
- Pornografi anak
- Umpatan cyber
- On line sex
- Propaganda
- Penipuan
- Virus
- Terlanggarnya batas privacy
- Hacking data security
Ikut serta membantu sedikit memandu membuat email, membuat blog bagi peserta yang kebanyakan ibu-ibu, banyak kesan disini. Ada perempuan yang sudah memahami internet namun belum bisa memanfaatkan dengan proporsional, ada yang belum mengenal dunia internet, ada yang sudah mengenal internet dan bisa memanfaatkan dengan benar.
Suasana Pelatihan
Pada dasarnya, semua peserta yang diminta melakukan presentasi singkat tentang pembelajaran IT mengatakan bahwa dengan mengenakl internet, pekerjaan mereka terbantu, menjadi lebih mudah dan lebih ringan.
Kalau dahulu mereka melakukan pencatatan kegiatan secara manual menggunakan kertas, pena dan ditulis manual dengan tangan, sesudah mengenal internet tentu menjadi lebih cepat.
Begitu juga untuk urusan pengiriman berkas, ke lembaga-lembaga terkait, kalau dahulu mereka harus membawanya dalam bentuk kertas fisik, membutuhkan transportasi, maka setelah belajar internet mereka berharap, mengirimkan ebrkas-berkas cukup menggunakan surat elektronik saja, atau email.
Para peserta ini, merasakan senang bisa mendapatkan pelatihan dan pembelajaran meskipun tidak lama, dan mereka masih mengharapkan, untuk diselenggarakannya pelatihan TIK lagi.
Demikian juga dengan ibu Ratih Sumarti yang menyatakan bahwa kegiatan ini harus terus dilakukan di tempat masing-masing, tidak berhenti hanya sampai pada pembelajaran saat itu saja. Hal itu disampaikan ibu Ratih dalam acara penutupan.
Bersyukur bisa datang ke acara ini karena semakin banyak belajar dan memahami, perempuan membutuhkan TIK untuk berbagai keperluan, Terbukti bahwa mereka yang datang ke acara ini, merasa mendapatkan pengetahuan baru untuk mengembangkan kegiatan sosial mereka.
Kalau dahulu mereka melakukan pencatatan kegiatan secara manual menggunakan kertas, pena dan ditulis manual dengan tangan, sesudah mengenal internet tentu menjadi lebih cepat.
Begitu juga untuk urusan pengiriman berkas, ke lembaga-lembaga terkait, kalau dahulu mereka harus membawanya dalam bentuk kertas fisik, membutuhkan transportasi, maka setelah belajar internet mereka berharap, mengirimkan ebrkas-berkas cukup menggunakan surat elektronik saja, atau email.
Para peserta ini, merasakan senang bisa mendapatkan pelatihan dan pembelajaran meskipun tidak lama, dan mereka masih mengharapkan, untuk diselenggarakannya pelatihan TIK lagi.
Demikian juga dengan ibu Ratih Sumarti yang menyatakan bahwa kegiatan ini harus terus dilakukan di tempat masing-masing, tidak berhenti hanya sampai pada pembelajaran saat itu saja. Hal itu disampaikan ibu Ratih dalam acara penutupan.
Bersyukur bisa datang ke acara ini karena semakin banyak belajar dan memahami, perempuan membutuhkan TIK untuk berbagai keperluan, Terbukti bahwa mereka yang datang ke acara ini, merasa mendapatkan pengetahuan baru untuk mengembangkan kegiatan sosial mereka.
Yg efek negatifnya tergantung kebijakan provider ya mb..ada beberapa yg diblok situs negatifnya, ada juga yg enggak,,,
BalasHapusyups, karena tidak semua pengguna memiliki sikap seleksi yang kuat.
Hapusbetul mbak, segala sesuatu itu pasti memiliki dua sisi: positif dan negatif
BalasHapuspositifnya tentu, dengan internet akan membuat balita itu cerdas karena sejak dini bersentuhan dengan teknologi
negatifnya, seperti yang mbak tulis pada paragraf awal itu...
nah, di sinilah sebagai blogger, kita wajib berpartisipasi untuk memberi informasikepada orang terdekat
saya pernah ikut sharing ke anak2 sd, respons mereka luar biasa pas tahu 2 sisi internet, begitu juga dengan orang tua mereka
Bener, hanya karena sebagian besar masyarakat menikmati diri menjadi konsumen, jadi ya, asik-asik saja, apapun contennya ya, hehehe.
HapusTerlebih anak-anak, kan tak semua memiliki kendali yang kuat
Oh ini acara yang sebelumnya ya, Mba. Aku ga ikut. Makasih infonya, Mbakku.
BalasHapusIya mba, yang pertama cenderung lebih kepada pembekalan kepada para kader di masyarakat, jadi lebih teknis
HapusSebagian masyarakat memang masih belum banyak yang menyadari bahwa internet bisa membawa dampak baik dan buruk. Semoga sosialisasi ini bisa meluas ya, mbak. TFS:)
BalasHapusYes, tergantung selextive exposure yang kita miliki, jadi tidak semua hal kita kunyah begitu saja, hehehe
Hapussebagai orang tua harus tau juga dampak positif dan negatifnya ya
BalasHapusBener mba, jadi saat mendampingi dan memberi masukan kepada anak, ada landasan pengetahuan ya
HapusAlhamdulillah ya Mbak, bisa menghadiri acara semacam ini, jadi bisa mengetahui dan berbagi mengenai TIK. Anak saya kadang-kadang saja suka sama gadget.
BalasHapusIya mba, bagaimanapun kenajuan teknologi, tetap saja ada lah unsur negatifnya,jadi musti waspada aja
Hapussalam kenal mba...TIK memang ibarat pisau ya..perlu baik-baik memanfaatkannya dan menghindari dampak negatifnya..
BalasHapusHai mba Indah, salam kenal kembali., hehehe, makasih udah berkunjung mba.
HapusBener mba, pemngetahuan, pemanfaatan sebaik-baikmnya, akan menjadi bekal buat menggunakan IT
Ini acara yang di Salak ya.
BalasHapusBener bgt sih, internet itu punya dua sisi, negatif dan positif
Dua sisi mata uang ya, tinggal kita pilihpilih dengan pandai, mau yang mana, hehehe
HapusSetuju mba'e. Edukasi dimulai dari diri sendiri dulu kemudian keluarga a.k.a anak-anak. Dan sebagai sosial media enthusiasist (cieee..), sebaiknya kita menyampaikan informasi yang konstruktif supaya Indonesia bisa lebih maju dan lebih baik dari yang sekarang.
BalasHapusYups, ayok pinter IT dulu. ( Aku nggak pinter2 }, setelah itu baru orang terdekat di deki, dst.tar kira
Hapus