MDGs atau tujuan pembangunan millenium adalah
hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September
2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam
pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Millenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala
Tujuan pembangunan millenium sebanyak 8 butir ditargetkan akan dapat tercapai pada tahun 2015. Dari 8 point yang ditargetkan terdapat 4 butir yang membahas upaya kesehatan yakni : Mengentaskan kemiskinan dan kelaparan, Mengurangi Tingkat Kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan Memerangi HIV/ AIDS dan penyakit Menular.
Beberapa tujuan telah tercapai, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu angka kematian anak/AKA mencapai 34/ 1000 kelahiran hidup, prevalensi gizi balita yang berkurang, mencapai 18 %, sedangkan untuk angka kematian ibu/ AKI dianggap masih tinggi karena masih berada pada angka 228/100.000.
Untuk meningkatkan capaian MDGs, diharapkan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, dalam hal ini masyarakat secara luas harus turut serta berartisipasi mendukung program kesehatan ini.
Terbukti, berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah maupun kelompok masyarakat yang lain dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Meskipun demikian, masih ditemukan berbagai persoalan di bergagai wilayah di Indonesia
Beberapa faktor penyebab sulitnya penurunan angka kematian ibu diantaranya
Tujuan pembangunan millenium sebanyak 8 butir ditargetkan akan dapat tercapai pada tahun 2015. Dari 8 point yang ditargetkan terdapat 4 butir yang membahas upaya kesehatan yakni : Mengentaskan kemiskinan dan kelaparan, Mengurangi Tingkat Kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan Memerangi HIV/ AIDS dan penyakit Menular.
Beberapa tujuan telah tercapai, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu angka kematian anak/AKA mencapai 34/ 1000 kelahiran hidup, prevalensi gizi balita yang berkurang, mencapai 18 %, sedangkan untuk angka kematian ibu/ AKI dianggap masih tinggi karena masih berada pada angka 228/100.000.
Untuk meningkatkan capaian MDGs, diharapkan bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, dalam hal ini masyarakat secara luas harus turut serta berartisipasi mendukung program kesehatan ini.
Terbukti, berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah maupun kelompok masyarakat yang lain dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Meskipun demikian, masih ditemukan berbagai persoalan di bergagai wilayah di Indonesia
Beberapa faktor penyebab sulitnya penurunan angka kematian ibu diantaranya
- Sarana layanan untuk kesehatan ibu dan anak yang belum representatif
- Belum representatifnya tenaga kesehatan untuk penolong persalinan yang terlatih, selama kehamilan, saat proses persalinan, pasca persalinan.
- Anggaran kesehatan yang terbatas, menyebabkan biaya persalinan yang mahal, kurang bisa diakses oleh kelompok masyarakat tertentu.
- Terjadinya infeksi
- Kelahiran neonatal, seperti prematur, afiksia, bayi lahir berat rendah.
Target MDGs adalah mengurangi tiga per empat kematian ibu dan anak hingga tahun 2015, sehingga sejumlah langkah konkrit diantaranya dengan memperluas cakupan imunisasi, memenuhi kebutuhan gizi anak dan mengurangi angka malnutrisi.
Selain itu juga dilakukan upaya penambahan tenaga kesehatan yang terampil. penyediaan suplai air minum yang sehat serta perbaikan sarana dan prasarana.
Upaya yang tak kalah penting adalah mendorong pemerintah agar melakukan pengendalian sumber-sumber alam kembali kepada negara, dengan mengurangi swastanisasi, seperti pengelolaan air bersih agar masyarakat lebih mudah mengaksesnya.
Untuk menuju target tersebut, Kementerian Kesehatan melakukan berbagai cara untuk tercapainya program kesehatan MDGs ini. Langkan-langkah ini disampaikan oleh Direktur jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak, Anung Sugihantono
- Intervensi di hilir dan hulu.
Kementerian Kesehatan memperbanyak tenaga kesehatan di daerah yang terpencil, selain tetap memperhatikan pulau Jawa, karena jumlah kehamilan yang lebih banyak, dan masih ada tempat-tempat yang belum terjangkau pelayanan kesehatan. - Melengkapi Sarana dan Prasarana
Lengkapnya sarana akan membantu memudahkan pasien menyembuhkan sakitnya. Sara tersebut, termasuk didalamnya adalah fasilitas kesehatan dasar dan kemudahan rujukan, agar keselamatan ibu segera terjaga. - Ketersediaan Obat yang Mencukupi
Obat diusahakan menjadi satu kesatuan denga sistim pelayanan kesehatan, sebagai sebuah langkah mempermudah akses dan peningkatan mutu. - Meningkatkan Pemahaman tentang Kehamilan
Memberikan pengetahuan yang mencukupi tentang kehamilan, agar memahami bahwa kehamilan bukan resiko kehamilan, sehingga mempersiapkan kehamilan menjadi pengetahuan yang wajib dipahami ibu hamil. - Melakukan riset-riset melalui Badan Penelitian dan Pengembangan
Riset ini bisa digunakan untuk melakukan analisa kasus, misalnya peristiwa kematian ibu melahirkan yang tinggi, agar diketahui sebabnya
Lantas apa dan dimana peran United Nation di Indonesia? Sebagai sebuah lembaga internasional, United Nation melakukan support dan dukungannya kepada negara dimana mereka berada. Di Indonesia, United Nation, memfokuskan program mereka lebih banyak ke wilayah diluar pulau Jawa, terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
Saat ini, Indonesia terus didorong untuk menekan AKI, setidaknya hingga tahun 2015, karena PBB telah mendisain secara menyeluruh/ global berbagai program kesehatan untuk menekan AKI dan juga Angka Kematian Balita ( AKB ). Sebagai bentuk implementasi bagi Indonesia yang merupakan salah satu negara yang terikat dengan deklarasi MDGs.
Saat ini, Indonesia terus didorong untuk menekan AKI, setidaknya hingga tahun 2015, karena PBB telah mendisain secara menyeluruh/ global berbagai program kesehatan untuk menekan AKI dan juga Angka Kematian Balita ( AKB ). Sebagai bentuk implementasi bagi Indonesia yang merupakan salah satu negara yang terikat dengan deklarasi MDGs.
Sejak tahun 2010, telah diluncurkan sebuah strategi yaitu Strategi Global untuk Kesehatan perempuan dan Anak-anak oleh PBB, dengan tujuan memperbanyak jumlah tenaga bidan terklatih, kemudahan akses terhadap kontrasepsi dan perawatan kelahiran, pencegahan penyakit menular dan pendidikan kesehatan masyarakat.
Sedangkan khususnya di Indonesia, sudah diluncurkan seperti Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu, pada bulan September tahun 2013. Program lainya adalah Jampersal, Sister Hospital dan Safe Motherhood Programme.
Melalui UNICEF, Pemerintah juga didorong untuk menekan disparitas antara kesehatan masyarakat dan kapasitas sosial ekonomi mereka. Karena ternyata tingkat kematian balita di keluarga miskin tiga kali lipat lebih ebsar dibandingkan keluarga kaya.
Penambahan fasilitas kesehatan berkaitan dengan alokasi dana kesehatan dalam APBN dimana UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan memberikan porsi minim, sekitar 5% dari total APBN. Bahkan ditengarai, alokasi anggaran cenderung menurun. Karena anggaran di tahun 2011 sebesar 2.2% dari total anggaran, tetapi pada tahun 2012 dan 2013 hanya sebesar 2.1%.
Dengan support atau dukungan United Nation di Indonesia, maka diharapkan bahwa target pencapaian kesehatan MDGs yaitu pada tahun 2015 sudah bisa dicapai.
Sumber tulisan
1. Rangkuman materi acara gathering bloger dengan UN Indonesia
2. www.gizikia.depkes.go.id
Saya setuju dengan perhatian untuk bagian tidak hanya di pulau jawa saja tetapi melingkupi luar jawa seperti Indonesia Timur. Karena untuk menjangkau Indonesia Timur diperlukan sebuah strategi yang berbeda.
BalasHapusSemoga apa yang dicita-citakan oleh MDGs dapat terlaksana. Jika kaum wanita sebuah bangsa sehat, bisa dipastikan bangsa itu akan akan menjadi bangsa yang sehat pula... :)
Yups, setuju, pemerataan adalah kunci dari kekuatan bangsa ini di segala lini termasuk kesehatan.
HapusFokus di satu wilayah saja hanya membuah bangsa ini lemah
Makasih mas, sudah berkunjung
Baca artikel ini jadi ingat waktu kopdar bulan kemaren
BalasHapuseh sampe sekarang saya lupa buat artikelnya :)
*cari bahan dulu mbak
hehehe, ternyata ada yg belum buat, kukira aku saja yang telat
HapusYuuk monggo, cari bahan, terus diolah deeh
Makasih mas udah mampir
Banyak juga ya penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak. Untung ada pihak yang peduli.
BalasHapusIya mba, kematian ibu anak tolok ukur kesehatan masyarakat.
Hapusmakaish mba Nunik udah mampir
Semoga dengan adanya bantuan dan kerjasama seperti ini kesehatan Ibu dan anak terus meningkat dan angka kematinnya bisa menurun. mudah2an... Aamiin
BalasHapusIyaa mas Awan, era global begini harus saling bantu satu negara dan lainya
HapusMakasih yaa sudah mampir
harus merata di seluruh daerah Indonesia ya mbak
BalasHapusIya mbaLidya, s kasian yang di pelosok, butuh perhatian lebih banyak
HapusMakasih ya mba, sudh mampir
Semoga dengan beberap program tersebut target MDGs Kesehatan tercapai ya, Mbak :)
BalasHapusIyaa, kalau masyarakat sehat kan, bangsa kuat heheh
HapusMakasih yaa mas Akhmad sudah mampir