Apa yang ada di fikiran ketika mendengar kata Gudeg? mendengar kata Pempek, atau Soto Santan, atau soto Banjar?, sudah pasti nama daerahnya bukan?. tanpa menyebut daerahnya, jenis masakan tersebut ssudah membawa kita pada daerah asal makanan tersebut.
Jika sudah sampai pada daerah asal makanan, biasanya akan dibawa pada sejarah asal masakan tersebut, sehingga kuliner juga bagian dari budaya, karena disana ada hasil olahan fikir dan rasa.
Siapa yang tak suka kulineran? pasti semua suka, nah aku juga suka dong kulineran, terlebih ini berkaitan dengan budaya negeri ini yang beraneka ragam.
Makanan juga merupakan bentuk akulturasi budaya, itulah sebagian kecil apa yang aku tangkap dari acara talk show yang diadakan di Mall Bassura City, pada hari Sabtu 6 Agustus lalu. Acara ini menjadi spesial bagiku, karena bukan sekedar sebuah acara talkshow dan festival kuliner biasa.
Acara yang diselenggarakan oleh Jakarta Food Adventure yang menjalin kerja sama dengan Sinthesis Development dan Jalan Sutra ini bertajuk Petualangan Kuliner Indonesia, berupa Talkshow Dunia Kuliner dan Festival Kuliner.
Aku sangat senang dapat menikmati acara ini karena kental nuansa budaya negeri, karena sejak masuk sudah terpampang besar poster Indonesia isMe, lalu pembuka acara juga menampilkan budaya negeri ini, yaitu berupa tarian tradisional. Betah banget berada di sini.
Ira Lathief, Lidia Tanod dan Harry Nazaruddin, nara sumber acara talkshow
Hal baru tentang kuliner Indonesia
Hadir sebagai nara sumber pada talkshow kali ini adalah Ira Lathief yang merupakan founder Jaakrta Food Adventure, yang juga seorang tour guide, dan pemilik usaha kuliner D'Marco Martabak. Harry Nazaruddin & Lidia Tanod aktifis Jalan Sutra, dan mereka berdua menjalin kolaborasi dalam menulis buku kuliner 100 Maknyus Bali.
Selama acara talkshow dengan berbagai paparan dari nara sumber, sungguh, salut dan takjub. salut dengan kegigihan mereka terus menggali budaya bangsa lewat kuliner, dan takjub, ternyata aku banyak tidak tahu tentang kuliner Indonesia. Kemana saja selama ini? duuuh.
JFA memang berniat dan konsisten menggali kekayaan kuliner tradisional, khususnya di Jakarta, karena ada beberapa kuliner yang sekarang sudah tidak bisa didapatkan, atau jika ada hanya bisa didapatkan di satu tempat.
Ira Lathief menyampaikan bahwa beragam Food Tour di seluruh wilayah Jakarta ditujukan untuk para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. melalui tour ini diperoleh banyak pengetahuan bahwa budaya masyarakat, memiliki pengaruh terhadap kuliner, dan uniknya lagi bisa ditemukan kuliner yang timbul akibat akulturasi antar bangsa, nah lho, keren kan.
JFA telah melakukan berbagai tour untuk menggali kuliner lebih dalam lagi, yang dikemas dalam bentuk tour seperti:
- Explore Old Town batavia, yang dikenal dengan kawasan Kota Tua
- Explore Portuguese Village yang menjadi peninggalan bangsa Portugis, dari sanalah lahirnya musik keroncong.
- Explore Little Arab, bisa ditemukan berbagai kuliner yang beraromakan rempah, khas masakan Timur Tengah. Bisa ditemukan di seputar wilayah cikini
- Explore Little India, bisa ditemukan di seputar wilayah Pasar Baru
Ibu Lidia Tanod menyampaikan, bahwa komunitas Jalan Sutra merupakan komunitas pengapresiasi kuliner nusantara, didirikan oleh pakar kuliner kondang bapak Bondan Winarno. Jalan Sutra, selain telah melahirkan banyak ahli di bidang kuliner dengan spesialisasi tertentu juga mendokumentasikan berbagai jenis masakan Indonesia dengan menerbitkan buku kuliner, seperti buku seri "100 Maknyus" dan seri "Kimia Sutra".
Ibu Lidia menyatakan bahwa sesungguhnya kuliner Indonesia, tidak kalah enaknya dibandingkan kuliner mancanegara, persoalannya terletak pada kemasan yang harus dibuat semenarik mungkin. Dengan demikian akan memiliki daya taraik yang menjadikan kuliner Indonesia lebih dikenal lagi oleh manca negara.
Kenapa kuliner tradisional sudah mulai langka? "karena untuk mendapatkan bahan rempah-rempah sudah tidak mudah lagi", lanjut ibu Lidia. Tidak aneh jika kuliner warisan leluhur sudah mulai susah didapatkan.
Jamur langka
Kenalkah dengan nama jamur kulat pelawan? belum pernah ya? sama dong hehehe. Nama jamur ini juga baru kudengar dari bapak Harry Nazarudin, yang mengatakan bahwa jamur ini termasuk jamur langka dan menjadi unggulan di kota Bangka.
Kulat adalah kata lain dari jamur, atau aksen bangka untuk menyebut jamur dan tumbuh di pohon pelawan, maka disebut juga jamur kulat pelawan. Jamur ini cukup unik, karena dia hanya akan tumbuh manakala di musim hujan muncul guntur dan petir, tuuh keren kan?.
Sampai disini, semakin nafsu saja rasanya menggali kuliner negeri ini, ternyata banyak sekali yang tak aku ketahui. Karena unik dan langkanya jamur kulat pelawan ini, harganya bisa mencapai kisaran Rp.1.5 juta - Rp. 2 juta / kilogramnya, wooow.
Festival kuliner Indonesia
Setelah acara talkshow berakhir, kami diajak keliling untuk menikmati kuliner langka yang disajikan di acara itu. Nah, inilah beberapa jenis kuliner langka yang sempat aku icipi.
- Sayur Babanci
Namanya lucu ya? hihihi. Nah, kenapa sayur ini disebut dengan babanci? kata Ira Lathief, karena sayur ini sayur galau, hahaha, pinter, dia gunakan adagium kekinian, masa sayur kok galau.
Sayur babanci ini tak jelas, itu jawabannya. Tak jelas? iya, karena mirip gulai, mirip kare, mirip juga soto santan. Bukan sayur karena sama sekali tak ada sayuran didalamnya, tapi disebut sayur, nah, hehehe, bener kan? galau?.
Rasanya? mirip kuah lontong sayur, berisi irisan daging sapi. Waktu makan, kulihat didalamnya ada potongan putih, lembut. Kukira lemak, nyaris kubuang.
Setelah kutanyakan pada pramusajinya, ternyata itu kelapa muda, aah makin unik saja sayur ini, galau betul dia.
Unik dan enak, dan sayur babanci ini saat ini sudah langka, dan warga Betawi membuatnya hanya di hari spesial, seperti Hari Raya Iedul Fitri, Lebaran Haji.
Penasaran? kepengin tahu rasanya? datang saja ke Historia Kafe yang berlokasi di Kota Tua. Diantara menu Betawi yang disajikan, ada sayur babanci disajikanSayur Babanci dengan irisan daging dan kelapa muda, unik. - Martabak Rendang
Suka martabak telur? pasti suka, nah makanan ini dianggap memiliki hubungan budaya dengan India. Nah sekarang ada inovasi nih, yaitu martabak rendang, woow, nyuss. Dengan bumbu yang berasa lebih padat dibanding martabak telur umumnya, kue ini rekomended pokoknya.
Martabak yang merupakan paduan antara martabak telur dengan racikan bumbu rendang ini, dipelopori oleh D'Marco Martabak. Suka pedas? jangan khawatir, disini tersedia dari level 1 sampai level 5.
Kalau kepengin kamu santap di rumah, tenang saja, ada kemasan frozennya kok, kamu bisa dapat di berbagai market online.
Martabak gurih yang kaya rasa - Ketan Unti dan Pisang Udang
Kampung Tugu di kawasan semper Jakarta, dikenal dengan nama Portuguese Village, memiliki jajanan khas diantaranya adalah ketan unti dan pisang udang, yang disajikan hanya di hari tertentu saja. Di kampung Tugu ada ibu Enna asli orang Tugu, yang setia memasak makanan khas untuk turis lokal maupun mancanegara.
Ketan UntiPisang Udang - Kue Timpan
Kue khas dari Aceh ini dibuat dari tepung ketan yang diisi srikaya dan telur. Kue ini biasa disajikan pada hari-hari tertentu, seperti hari besar Islam, atau jamuan pesta pernikahan maupun khitanan. Bagi kamu yang mau menikmati kue manis legit ini bisa menjumpainya di RM Selera Kita di kawasan Pasar Baru.
Kue Timpan - Es Palubutung
Makanan khas Makasar ini cukup populer, sering dijadikan dessert, yang dibuat dari pisang kepok, santan, adonan tepung beras, rasanya manis, jika disantap dengan es batu akan terasa segar.
Segarnya Es Palubutung - Kue Lampet
Kue lampet -- bisa dibaca lappet, atau lapet merupakan jajanan tradisional yang berasal dari batak. Berbentuk limas dibungkus daun pisang. Jenisnya ada lapet tepung beras, ada juga lapet ketan.
Lapek banyak disajikan di berbagai jenis acara, sejak main gaple di pinggir sawah, arisan, hingga di upacara adat perkawinan..
Lapet yang paling terkenal adalah dari kecamatan Siborong Borong, yang berada antara Tarutung dan Boliga.
Kue Lapet - Teh Talua
Adalah minuman khas Sumatra Barat, berupa teh dicampur telur, dan menjadi menu wajib di warung tradisional maupun restoran khas Padang.
Terdiri dari campuran antara teh, gula, telur dan sedikti perasan jeruk nipis. Minuman ini dianggap minuman bergengsi di Minagkabau, biasa disajikan pada para pejabatr, saudagar sehingga dianggap sebagai minuman berkelas dan juga minuman berbudaya.
Minuman ini juga disukai para petani yang hendak meladang, karena dirasa bisa menjaga stamina.
Teh Talua
Puas berkeliling dan mencicipi berbagai menu yang disajikan, kami para peserta kembali ke panggung untuk melanjutkan acara.
Diteruskan dengan sambutan oleh pihak Bassura sebagai tuan rumah, dan perwakilan dari Synthesis Development juga memebrikan sambutannya, selaku pengembang properti yang membawahi Mall Bassura maupun Bassura Apartmen, dimana mereka terlibat juga di acara Petualangan Kuliner Indonesia ini.
Acara Petualangan Kuliner Indonesia ini merupakan sebuah rangkaian acara dengan sebuah tema yaitu INDONESIA IS ME.
Datang ke acara ini sungguh mendapat berbagai pengetahuan, bukan hanya sekedar mengenal atau malah icip kuliner saja. Ada banyak hal yang lebih bermakna selain kuliner yaitu betapa budaya yang saling bersentuhan akan menghasilkan berbagai akulturasi agung, termasuk didalamnya melahirkan kuliner yang unik, yang merepresentasikan kekayaan akal budi, bahkan menjadi identitas budaya bangsa.
Dan aku baru tau sayur babanci mb, uniknada kelapa mudanya
BalasHapusSemoga nanti kita bisa ketemuan di event selanjutnya ya, Mba :D
BalasHapusWah enaknya icip icip makanan nusantara..
BalasHapusMakanan nusantara tiada duanya, semoga tahun 2016 ini jumlah turis Indonesia semakin meningkat XD
HapusTANGGUNG JAWAB!!!!
BalasHapusAku ndadak laperrrr huhuhu
Duhhh, aku udah ketinggalan rangkaian acara Indonesia is Me
BalasHapus